Sekitar 4 milyar
tahun lalu, mujizat di alam semesta terjadi. Alam semesta yang akan menjadi
planet mulanya hanyalah gumpalan-gumpalan api, dan awan berisi partikel debu
yang menggumpal menjadi satu. Gunung- gunung api yang masih mengeluarkan lava kemudian
membeku, pecah dan mengembang atau menyebar menggambarkan bagaimana bumi pada
awalnya. Atmosfer yang berbentuk seperti tungku penuh dengan uap air dan karbon
dioksida dan tanpa oksigen. Karena keadaan bumi yang dingin, uap-uap air ini
kemudian mengembun dan akan jatuh ke tanah membentuk saluran-saluran seperti
pembuluh darah dalam tubuh kita. Air yang jatuh ke tanah ini membentuk sungai
dan mengalir ke samudera. Air ini melarutkan mineral dari bebatuan sehingga
samudera menjadi bergaram.
Archaebacteria
adalah awal mula kehidupan itu muncul. Archaebacteria hidup dari panas bumi.
Archaebacteria ini menyerap panas dari matahari. Archaebacteria terus
berkembang hingga munculnya Cyanobacteria sebagai pelopor kehidupan tumbuhan
yang mampu menyerap cahaya matahari dan mengubahnya menjadi energy dengan zat
hijau yang dimilikinya. Seperti kita
tahu bahwa tumbuhan menyerap air dan karbon dioksida kemudian memecahnya
menjadi energy dan oksigen dengan bantuan cahaya matahari. Oksigen inilah yang
akan memberi kehidupan di bumi.
Bumi kita
bergantung pada keseimbangan. Di mana setiap makhluk memiliki peran dan hidup
hanya melalui keberadaan makhluk lainnya. Air dan udara tak terpisahkan dan
menyatu dalam kehidupan kita di bumi. Oksigen yang kita hirup adalah 70% dari
ganggang dan pohon yang hidup di permukaan bumi. Sedangkan untuk membuat pohon
yang terus menerus berkembang dari Cyanobacteria membutuhkan waktu lebih dari 4
milyar tahun. Pohon-pohon ini hidup dari cahaya matahari sebagai sumber makanan
mereka. Maka tumbuhan memiliki kayu, daun, akar dan bagian-bagian lainnya. Jika
pohon ini mati atau lapuk, maka akan ada mineral yang larut ke bawah dan akan
membentuk lapisan tanah. Tanah sebagai tempat seluruh organisme hidup, termasuk
kita, manusia.
Manusia yang tercipta
sejak 200.000 tahun yang lalu, mampu membuat perubahan yang sangat besar
terhadap keadaan bumi kita. Seperti yang kita sadari sejak awal, bahwa Tuhan
menciptakan manusia baik adanya. Tuhan memberi akal budi kepada manusia agar
manusia dapat menggunakan akal budi untuk kehidupan yang lebih baik. Namun,
karena keterbatasan fisik yang ada pada manusia, manusia mengubah cara hidup
lama yaitu berburu dan nomaden kini sudah beralih ke cara hidup yang lebih
modern, yaitu dengan menciptakan alat-alat besar yang mampu mempermudah
pekerjaan manusia. Pertanian sebagai revolusi besar pertama yang dilakukan oleh
manusia.
Bangunan-bangunan
pencakar langit banyak didirikan di Negara-negara maju, seperti China dan New
York. Mereka mengeksploitasi energy yang terdapat dalam bumi sehingga mampu
menciptakan alat-alat canggih sehingga manusia tidak perlu repot-repot bekerja
dan menghabiskan energy mereka. Tapi, sadarkah kita bahwa kita menghabiskan
energy yang semakin lama semakin sedikit ini? Seharusnya kita menjaga energy
tak terbarukan yang dimiliki oleh bumi kita. Pembuatan pupuk dan
pestisida-pestisida yang banyak digunakan oleh petani secara tidak langsung
juga merubah keadaan lingkungan kita. Zat-zat berbahaya pada pestisida dapat
merusak tubuh kita. Pupuk kimia yang dibuat juga menimbulkan dampak serius yang
sampai saat ini masih diabaikan. Penambangan yang terus menerus dilakukan akan
menghabiskan hampir seluruh cadangan energy yang ada di bumi.
Negara Dubai,
mampu membangun pulau buatan di atas laut dari hasil pengeksporan minyak bumi
ke berbagai Negara, bahkan Dubai memiliki banyak pekerja dari luar negeri.
Dubai mampu mengubah air laut menjadi air untuk dikonsumsi oleh rakyatnya.
Kita belum
menyadari bahwa kita menghabiskan apa yang disediakan alam. Seperti penangkapan
ikan yang dilakukan oleh industry-industri. Di samudra yang seharusnya terdapat
banyak ikan kini sudah hampir tidak ada ikan lagi, ikan terlalu sering
ditangkap hingga mereka tak sempat bereproduksi. Tak hanya ikan, manusia pun
banyak menghabiskan air. Tak hanya untuk pertanian, untuk kehidupan sehari-hari
kita sangat membutuhkan air. Sungai yang dulunya mengalirkan air ke laut kini
tak lagi mengalir. Air yang ditampung di danau-danau makin lama makin menurun
ketinggian permukaannya.
Hampir 20%
manusia yang hidup di bumi hidup di tempat yang tidak layak. Mereka hidup di
daerah yang padat penduduk, kekurangan air, sanitasi yang tidak layak serta
tidak ada listrik. Peristiwa kelaparan terjadi di berbagai belahan dunia. Manusia
banyak menghabiskan energy yang kian lama kian menipis. Karena banyaknya energy
yang digunakan, maka karbon dioksida yang dihasilkan ke atmosfer juga semakin
banyak. Karbon yang dihasilkan ke atmosfer akan membuat bumi semkain panas,
inilah yang menyebabkan es di kutub kian lama kian mencair sehingga permukaan
laut terus meningkat. Jika es di kutub terus mencair, lalu bagaimana dengan
habitat beruang kutub yang ada di sana? Tentu makin lama populasi beruang kutub
akan berkurang, bahkan mungkin akan punah. Kenapa semua ini bisa terjadi? Siapa
yang menyebabkan? Sebagai manusia, kita seharusnya menyadari bahwa ini tak lain
adalah perbuatan kita. Setiap tahun, sekitar 13juta hektar hutan lenyap, dan
berganti menjadi lahan industry. Banyak hewan-hewan langka kehilangan
habitatnya sehingga kian punah. Lalu, apa usaha kita sebagai manusia untuk
memperbaiki kesalahan besar yang telah kita lakukan?
Jika kita tidak
memulainya dai sekarang, sangat besar kemungkinan tumbuhan dan hewan-hewan akan
punah dan akan tergantikan oleh mesin-mesin canggih yang sangat membuang energy
yang masih tersisa. Tak perlu menyadarkan orang lain, tapi mulailah dari diri
kita sendiri. Jika bukan kita, siapa lagi?
0 komentar:
Posting Komentar