Sabtu, 01 Desember 2012

Laporan Praktikum Radioaktivitas


LAPORAN PRAKTIKUM
RADIOAKTIVITAS

MATA KULIAH: BIOFISIKA

USD (Hitam).jpg
 









Dosen Pengampu: Ign. Edi Santosa


Oleh:
Margaretha Bertie Riyani    101434011



PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2012

A.    ACARA PRAKTIKUM
Judul praktikum    : Radioaktivitas
Hari, tanggal         : Rabu, 26 September 2012
Waktu                   : 13.00 – 15.00 WIB
Tempat                  : Laboratorium Fisika Universitas Sanata Dharma

B.     TUJUAN
Tujuan dari praktikum ini antara lain:
1.      Mahasiswa dapat mempelajari cara mendeteksi sinar radioaktif dengan detektor Geiger Muller.
2.      Mahasiswa mampu melakukan pencacahan dengan detektor Geiger Muller untuk beberapa sumber radioaktif dengan jarak yang berbeda-beda.
3.      Mahasiswa mengetahui pengaruh jarak terhadap pencacahan sumber radioaktif.
4.      Mahasiswa mampu menjelaskan pengaruh radiasi terhadap makhluk hidup.

C.    ALAT DAN BAHAN
Alat dan bahan yang digunakan untuk percobaan ini adalah:
1.      Tabung Geiger Muller
2.      Sumber tegangan tinggi
3.      Counter
4.      Sumber radioaktif Cs – 137
5.      Sumber radioaktif C – 14
6.      Kain lampu
7.      Penghapus karet

D.    DASAR TEORI
Radioaktivitas adalah kemampuan inti atom yang tak stabil untuk memancarkan radiasi dan berubah menjadi inti yang stabil. Proses perubahan ini disebut peluruhan, dan inti atom yang tak stabil disebut radionuklida. Materi yang mengandung radionuklida disebut zat radioaktif. Radioaktivitas melibatkan transmutasi unsur-unsur. Peristiwa pemancaran sinar-sinar radioaktif dari sebuah inti atom yang tidak mantap secara spontan disebut radioaktivitas. Gejala radiokativitas sangat berperan dalam pengembangan Fisika nuklir.
Detektor Geiger Muller adalah alat pencacah radiasi yang berfungsi untuk mendeteksi dan mencacah radiasi. Detektor Geiger terdiri dari tabung silinder yang pada pusatnya memanjang dipasang kawat anoda dan pada selubung silinder bagian dalam dipasang kulit sebagai katoda. Detektor Geiger Muller berfungsi untuk menentukan atau mencacah banyaknya radiasi sinar radioaktif. Cara kerja dari detektor Geiger Muller adalah mendeteksi radiasi dari suatu sumber atau bahan radioaktif.
Pada litosfer, banyak terdapat inti radioaktif yang sudah ada bersamaan dengan terjadinya bumi, yang tersebar secara luas dan disebut radionuklida alam. Radionuklida alam banyak terkandung dalam berbagai macam materi dalam lingkungan, misalnya dalam air, tumbuhan, kayu, bebatuan, dan bahan bangunan. Radionuklida primordial dapat ditemukan juga di dalam tubuh manusia. Radiasi dari sinar radioaktif memang dapat memberikan dampak yang buruk bagi tubuh, antara lain dapat terjadi mutasi gen karena akan terjadi perubahan struktur zat serta pola reaksi kimia yang merusak sel-sel tubuh makhluk hidup sehingga makhluk hidup dapat mengalami kecacatan fisik.
Selain itu, seseorang yang terkena radiasi akan merasa pusing, nafsu makan berkurang, diare, demam, berat badan menurun, kanker darah atau leukemia, denyut nadi meningkat, serta daya tahan tubuh berkurang yang dapat menyebabkan seseorang mudah terserang penyakit. Radiasi akan membunuh sel-sel saraf dan pembuluh darah dan dapat menyebabkan kejang dan kematian mendadak. Radiasi dengan kekuatan yang tinggi dapat membuat rambut menghilang dengan cepat. Dan radiasi dapat membuat seseorang mengalami kemandulan karena sistem reproduksi yang terganggu.
Proses penyebaran partikel radioaktif dapat terjadi melalui udara, air dan tanah. Secara umum jenis radiasi yang terpancar dari bahan radioaktif baik pada fasilitas PLTN atau yang berhubungan dengan fasilitas nuklir lainnya dan keluar ke lingkungan terdiri dua tipe, yaitu paparan eksternal dan paparan internal. Tipe radiasi paparan luar (eksternal) atau paparan langsung yang terjadi melalui kontak dengan tubuh kita dari luar tubuh. Tipe radiasi paparan dalam (internal) yaitu paparan yang terjadi di dalam tubuh akibat zat atau partikel radioaktif terserap atau masuk kedalam tubuh baik lewat aktifitas pernafasan, makan atau minum keluar dari reaktor.
E.     PROSEDUR
1.      Pencacahan sumber radioaktif pada jarak x dengan jenis sumber radioaktif yang berbeda
a.       Menyusun rangkaian dengan menghubungkan tabung Geiger Muller, counter, dan sumber tegangan tinggi pada tempat yang sesuai.
b.      Menyalakan pengukur tegangan dan diatur voltasenya, mengatur waktu untuk pengukuran pencacahan sumber radioaktif (60 detik).
c.       Memasukkan salah satu sumber radioaktif ke dalam detector Geiger Muller ke dalam suatu jarak tertentu.
d.      Memulai pengukuran dengan menunggu selama 60 detik, sampai lampu pada penunjuk cacahan menyala dan dilakukan pengulangan sebanyak 3 (tiga) kali.
e.       Hasil yang diperoleh dicatat dan dimasukkan ke dalam tabel hasil percobaan.
f.       Mengulangi langkah 3 sampai 5 untuk beberapa sumber radioaktif yang telah disediakan (masih dalam jarak yang sama).

2.      Pencacahan sumber radioaktif tertentu dengan jarak yang bervariasi
a.       Rangakaian untuk percobaan 1 masih digunakan
b.      Sumber radioaktif yang telah ditentukan (Cs 137 dengan aktivitas 10,7 µ Ci) dimasukkan ke dalam detektor Geiger Muller dan diukur jaraknya dengan tabung Geiger Muller.
c.       Dilakukan pengulangan sebanyak tiga (3) kali.
d.      Hasil cacahan yang diperoleh dicatat dan dimasukkan ke dalam tabel.
e.       Langkah 2 sampai 4 diulangi untuk jarak yang berbeda-beda.
f.       Sumber radioaktif yang lain seperti kain lampu dan tanpa sumber juga dihitung dengan langkah yang sama.


F.     DATA HASIL PERCOBAAN
Dari hasil percobaan, diperoleh hasil sebagai berikut:
1.      Untuk jarak (x) = 1 cm
Tegangan (v) = 420 volt
Waktu (t) = 60 detik

Sumber
Aktivitas (µ Ci)
Cacahan
Rata-rata
Cs – 137
10,7
3069
2766
2692
2842,3
Cs – 137
10
1208
1078
1072
1119,3
Cs – 137
9,8
1022
949
937
969,3
Cs – 137
9
2326
1649
1650
1875
C – 14
10
70
72
83
75
Penghapus karet
-
36
39
32
35,7
Kain lampu
-
379
354
380
371
Tanpa sumber
-
197
122
201
173,3

2.      Untuk sumber Cs – 137 dengan aktivitas 10,7 µ Ci
Tegangan (v) = 420 volt
Waktu (t) = 60 detik

Jarak (x dalam cm)
Cacahan
Rata-rata
1
2836
2692
2711
2746,3
2,4
1436
1293
1365
1364,7
3,7
773
706
672
717
5,1
566
435
484
495
6,4
366
286
273
308,3
7,8
315
246
249
270



3.      Untuk tanpa sumber
Tegangan (v) = 420 volt
Waktu (t) = 60 detik

Jarak (x dalam cm)
Cacahan
Rata-rata
1
218
185
200
201
2,4
118
116
105
113
3,7
76
89
84
83
5,1
73
56
64
64,3
6,4
47
0
73
40
7,8
37
45
56
46


G.    PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil percobaan, dapat diketahui bahwa semua sumber radioaktif yang diujikan menghasilkan radiasi meski dengan besaran cacahan yang berbeda-beda. Besarnya cacahan yang berbeda tersebut tergantung pada jarak dimana sumber radioaktif tersebut diletakkan dengan tabung Geiger Muller serta jenis sumber radioaktif yang diujikan. Semakin besar jarak sumber radioaktif dengan detektor maka semakin kecil radiasi yang diberikan (dalam hal ini angka cacahan yang diperoleh semakin kecil), dan begitu sebaliknya dimana semakin dekat jarak sumber radioaktif dengan tabung detektor maka cacahan yang terlihat di counter semakin besar.
Sementara jenis sumber radioaktif yang diujikan dapat memberikan hasil yang berbeda karena adanya aktivitas yang dihasilkan oleh sumber radioaktif tersebut. Semakin tinggi aktivitas yang dimiliki oleh sumber radioaktif, semakin besar radiasi yang dipancarkan. Hal ini dikarenakan semakin besar aktivitasnya semakin banyak inti atom yang meluruh tiap detiknya sehingga inti atom tersebut akan terus memancarkan radiasi sampai atom tersebut berada dalam keadaan yang stabil.
Radiasi dapat tercipta tidak hanya dari sumber radioaktif yang terdapat di laboratorium, tetapi juga terdapat dalam lingkungan sekitar kita seperti pada kain lampu dan penghapus karet yang dijadikan salah satu sampel dalam percobaan. Setiap benda yang ada di sekitar kita menghasilkan radiasi, walau dalam jumlah yang sangat kecil dan tidak sebanding dengan beberapa sumber radioaktif yang terdapat di laboratorium (seperti Cs 137 dan C 14). Adanya radiasi dalam lingkungan kita membuat kita harus selalu berhati-hati dalam melakukan segala sesuatu, tetapi juga jangan terlalu takut untuk melakukannya selama itu tidak begitu berbahaya dan sejalan dengan kelangsungan hidup kita.
Seperti yang telah dijelaskan dalam dasar teori bahwa radiasi memiliki dampak yang berbahaya bagi kesehatan dan keselamatan tubuh makhluk hidup. Radiasi pada radioaktif memiliki daya tembus yang tinggi sehingga dapat menimbulkan panas dan menghasilkan perubahan-perubahan kimia, termasuk dalam tubuh makhluk hidup. Radiasi yang dapat membahayakan bagi tubuh jika radiasi yang dipancarkan tersebut dalam jumlah yang besar, jika dalam jumlah yang kecil, radiasi tersebut juga berdampak kecil bagi kesehatan tubuh, seperti pusing, demam dan berat badan menurun.

H.    KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan ini adalah:
1.      Semakin tinggi aktivitas dari suatu sumber radioaktif, semakin besar pula radiasi yang dihasilkan (dipancarkan).
2.      Semakin jauh jarak sumber radioaktif dengan detector, cacahan yang diperoleh semakin kecil. Dan begitu sebaliknya, semakin dekat jarak sumber radioaktif dengan detector, cacahan yang diperoleh semakin besar.
3.      Benda-benda di sekitar kita seperti penghapus karet dan kain lampu juga menimbulkan radiasi (terdapat cacahan) meskipun dalam jumlah yang sedikit.
4.      Pada tabung detector tidak terdapat sumber (kosong), terdapat cacahan yang terukur. Hal ini menunjukkan bahwa di udara juga terdapat radiasi meski dalam jumlah yang kecil.
5.      Radiasi yang dipancarkan dalam jumlah yang besar dapat berdampak buruk bagi kesehatan dan keselamatan makhluk hidup, seperti terserang penyakit atau bahkan menyebabkan kematian.

0 komentar:

Posting Komentar