Rabu, 08 Mei 2013

ALAM DAN MANUSIA YANG KIAN TAK BERSAHABAT


Sekitar 4 milyar tahun lalu, mujizat di alam semesta terjadi. Alam semesta yang akan menjadi planet mulanya hanyalah gumpalan-gumpalan api, dan awan berisi partikel debu yang menggumpal menjadi satu. Gunung- gunung api yang masih mengeluarkan lava kemudian membeku, pecah dan mengembang atau menyebar menggambarkan bagaimana bumi pada awalnya. Atmosfer yang berbentuk seperti tungku penuh dengan uap air dan karbon dioksida dan tanpa oksigen. Karena keadaan bumi yang dingin, uap-uap air ini kemudian mengembun dan akan jatuh ke tanah membentuk saluran-saluran seperti pembuluh darah dalam tubuh kita. Air yang jatuh ke tanah ini membentuk sungai dan mengalir ke samudera. Air ini melarutkan mineral dari bebatuan sehingga samudera menjadi bergaram.
Archaebacteria adalah awal mula kehidupan itu muncul. Archaebacteria hidup dari panas bumi. Archaebacteria ini menyerap panas dari matahari. Archaebacteria terus berkembang hingga munculnya Cyanobacteria sebagai pelopor kehidupan tumbuhan yang mampu menyerap cahaya matahari dan mengubahnya menjadi energy dengan zat hijau yang dimilikinya.  Seperti kita tahu bahwa tumbuhan menyerap air dan karbon dioksida kemudian memecahnya menjadi energy dan oksigen dengan bantuan cahaya matahari. Oksigen inilah yang akan memberi kehidupan di bumi. 
Bumi kita bergantung pada keseimbangan. Di mana setiap makhluk memiliki peran dan hidup hanya melalui keberadaan makhluk lainnya. Air dan udara tak terpisahkan dan menyatu dalam kehidupan kita di bumi. Oksigen yang kita hirup adalah 70% dari ganggang dan pohon yang hidup di permukaan bumi. Sedangkan untuk membuat pohon yang terus menerus berkembang dari Cyanobacteria membutuhkan waktu lebih dari 4 milyar tahun. Pohon-pohon ini hidup dari cahaya matahari sebagai sumber makanan mereka. Maka tumbuhan memiliki kayu, daun, akar dan bagian-bagian lainnya. Jika pohon ini mati atau lapuk, maka akan ada mineral yang larut ke bawah dan akan membentuk lapisan tanah. Tanah sebagai tempat seluruh organisme hidup, termasuk kita, manusia.
Manusia yang tercipta sejak 200.000 tahun yang lalu, mampu membuat perubahan yang sangat besar terhadap keadaan bumi kita. Seperti yang kita sadari sejak awal, bahwa Tuhan menciptakan manusia baik adanya. Tuhan memberi akal budi kepada manusia agar manusia dapat menggunakan akal budi untuk kehidupan yang lebih baik. Namun, karena keterbatasan fisik yang ada pada manusia, manusia mengubah cara hidup lama yaitu berburu dan nomaden kini sudah beralih ke cara hidup yang lebih modern, yaitu dengan menciptakan alat-alat besar yang mampu mempermudah pekerjaan manusia. Pertanian sebagai revolusi besar pertama yang dilakukan oleh manusia.
Bangunan-bangunan pencakar langit banyak didirikan di Negara-negara maju, seperti China dan New York. Mereka mengeksploitasi energy yang terdapat dalam bumi sehingga mampu menciptakan alat-alat canggih sehingga manusia tidak perlu repot-repot bekerja dan menghabiskan energy mereka. Tapi, sadarkah kita bahwa kita menghabiskan energy yang semakin lama semakin sedikit ini? Seharusnya kita menjaga energy tak terbarukan yang dimiliki oleh bumi kita. Pembuatan pupuk dan pestisida-pestisida yang banyak digunakan oleh petani secara tidak langsung juga merubah keadaan lingkungan kita. Zat-zat berbahaya pada pestisida dapat merusak tubuh kita. Pupuk kimia yang dibuat juga menimbulkan dampak serius yang sampai saat ini masih diabaikan. Penambangan yang terus menerus dilakukan akan menghabiskan hampir seluruh cadangan energy yang ada di bumi.
Negara Dubai, mampu membangun pulau buatan di atas laut dari hasil pengeksporan minyak bumi ke berbagai Negara, bahkan Dubai memiliki banyak pekerja dari luar negeri. Dubai mampu mengubah air laut menjadi air untuk dikonsumsi oleh rakyatnya.
Kita belum menyadari bahwa kita menghabiskan apa yang disediakan alam. Seperti penangkapan ikan yang dilakukan oleh industry-industri. Di samudra yang seharusnya terdapat banyak ikan kini sudah hampir tidak ada ikan lagi, ikan terlalu sering ditangkap hingga mereka tak sempat bereproduksi. Tak hanya ikan, manusia pun banyak menghabiskan air. Tak hanya untuk pertanian, untuk kehidupan sehari-hari kita sangat membutuhkan air. Sungai yang dulunya mengalirkan air ke laut kini tak lagi mengalir. Air yang ditampung di danau-danau makin lama makin menurun ketinggian permukaannya.
Hampir 20% manusia yang hidup di bumi hidup di tempat yang tidak layak. Mereka hidup di daerah yang padat penduduk, kekurangan air, sanitasi yang tidak layak serta tidak ada listrik. Peristiwa kelaparan terjadi di berbagai belahan dunia. Manusia banyak menghabiskan energy yang kian lama kian menipis. Karena banyaknya energy yang digunakan, maka karbon dioksida yang dihasilkan ke atmosfer juga semakin banyak. Karbon yang dihasilkan ke atmosfer akan membuat bumi semkain panas, inilah yang menyebabkan es di kutub kian lama kian mencair sehingga permukaan laut terus meningkat. Jika es di kutub terus mencair, lalu bagaimana dengan habitat beruang kutub yang ada di sana? Tentu makin lama populasi beruang kutub akan berkurang, bahkan mungkin akan punah. Kenapa semua ini bisa terjadi? Siapa yang menyebabkan? Sebagai manusia, kita seharusnya menyadari bahwa ini tak lain adalah perbuatan kita. Setiap tahun, sekitar 13juta hektar hutan lenyap, dan berganti menjadi lahan industry. Banyak hewan-hewan langka kehilangan habitatnya sehingga kian punah. Lalu, apa usaha kita sebagai manusia untuk memperbaiki kesalahan besar yang telah kita lakukan?
Jika kita tidak memulainya dai sekarang, sangat besar kemungkinan tumbuhan dan hewan-hewan akan punah dan akan tergantikan oleh mesin-mesin canggih yang sangat membuang energy yang masih tersisa. Tak perlu menyadarkan orang lain, tapi mulailah dari diri kita sendiri. Jika bukan kita, siapa lagi?