LAPORAN PRAKTIKUM
RADIOAKTIVITAS
MATA
KULIAH: BIOFISIKA
Dosen Pengampu: Ign. Edi Santosa
Oleh:
Margaretha
Bertie Riyani 101434011
PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2012
A. ACARA
PRAKTIKUM
Judul praktikum : Radioaktivitas
Hari, tanggal : Rabu, 26 September 2012
Waktu : 13.00 – 15.00 WIB
Tempat : Laboratorium Fisika
Universitas Sanata Dharma
B. TUJUAN
Tujuan dari praktikum
ini antara lain:
1.
Mahasiswa
dapat mempelajari cara mendeteksi sinar radioaktif dengan detektor Geiger
Muller.
2.
Mahasiswa
mampu melakukan pencacahan dengan detektor Geiger Muller untuk beberapa sumber
radioaktif dengan jarak yang berbeda-beda.
3.
Mahasiswa
mengetahui pengaruh jarak terhadap pencacahan sumber radioaktif.
4.
Mahasiswa
mampu menjelaskan pengaruh radiasi terhadap makhluk hidup.
C. ALAT
DAN BAHAN
Alat dan bahan yang
digunakan untuk percobaan ini adalah:
1.
Tabung
Geiger Muller
2.
Sumber
tegangan tinggi
3.
Counter
4.
Sumber
radioaktif Cs – 137
5.
Sumber
radioaktif C – 14
6.
Kain
lampu
7.
Penghapus
karet
D. DASAR
TEORI
Radioaktivitas
adalah kemampuan inti atom yang tak stabil untuk memancarkan radiasi dan
berubah menjadi inti yang stabil. Proses perubahan ini disebut peluruhan, dan
inti atom yang tak stabil disebut radionuklida. Materi yang mengandung
radionuklida disebut zat radioaktif. Radioaktivitas melibatkan transmutasi
unsur-unsur. Peristiwa pemancaran sinar-sinar radioaktif dari sebuah inti atom
yang tidak mantap secara spontan disebut radioaktivitas. Gejala radiokativitas
sangat berperan dalam pengembangan Fisika nuklir.
Detektor
Geiger Muller adalah alat pencacah radiasi yang berfungsi untuk mendeteksi dan
mencacah radiasi. Detektor Geiger terdiri dari tabung silinder yang pada
pusatnya memanjang dipasang kawat anoda dan pada selubung silinder bagian dalam
dipasang kulit sebagai katoda. Detektor Geiger Muller berfungsi untuk
menentukan atau mencacah banyaknya radiasi sinar radioaktif. Cara kerja dari
detektor Geiger Muller adalah mendeteksi radiasi dari suatu sumber atau bahan
radioaktif.
Pada
litosfer, banyak terdapat inti radioaktif yang sudah ada bersamaan dengan
terjadinya bumi, yang tersebar secara luas dan disebut radionuklida alam.
Radionuklida alam banyak terkandung dalam berbagai macam materi dalam
lingkungan, misalnya dalam air, tumbuhan, kayu, bebatuan, dan bahan bangunan. Radionuklida
primordial dapat ditemukan juga di dalam tubuh manusia. Radiasi dari sinar
radioaktif memang dapat memberikan dampak yang buruk bagi tubuh, antara lain
dapat terjadi mutasi gen karena akan terjadi perubahan struktur zat serta pola
reaksi kimia yang merusak sel-sel tubuh makhluk hidup sehingga makhluk hidup
dapat mengalami kecacatan fisik.
Selain
itu, seseorang yang terkena radiasi akan merasa pusing, nafsu makan berkurang,
diare, demam, berat badan menurun, kanker darah atau leukemia, denyut nadi
meningkat, serta daya tahan tubuh berkurang yang dapat menyebabkan seseorang
mudah terserang penyakit. Radiasi akan membunuh sel-sel saraf dan pembuluh
darah dan dapat menyebabkan kejang dan kematian mendadak. Radiasi dengan
kekuatan yang tinggi dapat membuat rambut menghilang dengan cepat. Dan radiasi
dapat membuat seseorang mengalami kemandulan karena sistem reproduksi yang
terganggu.
Proses
penyebaran partikel radioaktif dapat terjadi melalui udara, air dan tanah.
Secara umum jenis radiasi yang terpancar dari bahan radioaktif baik pada
fasilitas PLTN atau yang berhubungan dengan fasilitas nuklir lainnya dan keluar
ke lingkungan terdiri dua tipe, yaitu paparan eksternal dan paparan internal.
Tipe radiasi paparan luar (eksternal) atau paparan langsung yang terjadi
melalui kontak dengan tubuh kita dari luar tubuh. Tipe radiasi paparan dalam
(internal) yaitu paparan yang terjadi di dalam tubuh akibat zat atau partikel
radioaktif terserap atau masuk kedalam tubuh baik lewat aktifitas pernafasan,
makan atau minum keluar dari reaktor.
E. PROSEDUR
1. Pencacahan
sumber radioaktif pada jarak x dengan
jenis sumber radioaktif yang berbeda
a.
Menyusun
rangkaian dengan menghubungkan tabung Geiger Muller, counter, dan sumber
tegangan tinggi pada tempat yang sesuai.
b.
Menyalakan
pengukur tegangan dan diatur voltasenya, mengatur waktu untuk pengukuran
pencacahan sumber radioaktif (60 detik).
c.
Memasukkan
salah satu sumber radioaktif ke dalam detector Geiger Muller ke dalam suatu
jarak tertentu.
d.
Memulai
pengukuran dengan menunggu selama 60 detik, sampai lampu pada penunjuk cacahan
menyala dan dilakukan pengulangan sebanyak 3 (tiga) kali.
e.
Hasil
yang diperoleh dicatat dan dimasukkan ke dalam tabel hasil percobaan.
f.
Mengulangi
langkah 3 sampai 5 untuk beberapa sumber radioaktif yang telah disediakan
(masih dalam jarak yang sama).
2. Pencacahan
sumber radioaktif tertentu dengan jarak yang bervariasi
a.
Rangakaian
untuk percobaan 1 masih digunakan
b.
Sumber
radioaktif yang telah ditentukan (Cs 137 dengan aktivitas 10,7 ยต Ci) dimasukkan
ke dalam detektor Geiger Muller dan diukur jaraknya dengan tabung Geiger
Muller.
c.
Dilakukan
pengulangan sebanyak tiga (3) kali.
d.
Hasil
cacahan yang diperoleh dicatat dan dimasukkan ke dalam tabel.
e.
Langkah
2 sampai 4 diulangi untuk jarak yang berbeda-beda.
f.
Sumber
radioaktif yang lain seperti kain lampu dan tanpa sumber juga dihitung dengan
langkah yang sama.
F. DATA
HASIL PERCOBAAN
Dari hasil percobaan,
diperoleh hasil sebagai berikut:
1.
Untuk
jarak (x) = 1 cm
Tegangan (v) = 420 volt
Waktu (t) = 60 detik
Sumber
|
Aktivitas
(ยต Ci)
|
Cacahan
|
Rata-rata
|
Cs – 137
|
10,7
|
3069
|
2766
|
2692
|
2842,3
|
Cs – 137
|
10
|
1208
|
1078
|
1072
|
1119,3
|
Cs – 137
|
9,8
|
1022
|
949
|
937
|
969,3
|
Cs – 137
|
9
|
2326
|
1649
|
1650
|
1875
|
C – 14
|
10
|
70
|
72
|
83
|
75
|
Penghapus karet
|
-
|
36
|
39
|
32
|
35,7
|
Kain lampu
|
-
|
379
|
354
|
380
|
371
|
Tanpa sumber
|
-
|
197
|
122
|
201
|
173,3
|
2.
Untuk
sumber Cs – 137 dengan aktivitas 10,7 ยต Ci
Tegangan (v) = 420 volt
Waktu (t) = 60 detik
Jarak
(x dalam cm)
|
Cacahan
|
Rata-rata
|
1
|
2836
|
2692
|
2711
|
2746,3
|
2,4
|
1436
|
1293
|
1365
|
1364,7
|
3,7
|
773
|
706
|
672
|
717
|
5,1
|
566
|
435
|
484
|
495
|
6,4
|
366
|
286
|
273
|
308,3
|
7,8
|
315
|
246
|
249
|
270
|
3.
Untuk
tanpa sumber
Tegangan (v) = 420
volt
Waktu (t) = 60 detik
Jarak
(x dalam cm)
|
Cacahan
|
Rata-rata
|
1
|
218
|
185
|
200
|
201
|
2,4
|
118
|
116
|
105
|
113
|
3,7
|
76
|
89
|
84
|
83
|
5,1
|
73
|
56
|
64
|
64,3
|
6,4
|
47
|
0
|
73
|
40
|
7,8
|
37
|
45
|
56
|
46
|
G. PEMBAHASAN
Berdasarkan
hasil percobaan, dapat diketahui bahwa semua sumber radioaktif yang diujikan
menghasilkan radiasi meski dengan besaran cacahan yang berbeda-beda. Besarnya
cacahan yang berbeda tersebut tergantung pada jarak dimana sumber radioaktif
tersebut diletakkan dengan tabung Geiger Muller serta jenis sumber radioaktif
yang diujikan. Semakin besar jarak sumber radioaktif dengan detektor maka
semakin kecil radiasi yang diberikan (dalam hal ini angka cacahan yang
diperoleh semakin kecil), dan begitu sebaliknya dimana semakin dekat jarak
sumber radioaktif dengan tabung detektor maka cacahan yang terlihat di counter
semakin besar.
Sementara
jenis sumber radioaktif yang diujikan dapat memberikan hasil yang berbeda
karena adanya aktivitas yang dihasilkan oleh sumber radioaktif tersebut.
Semakin tinggi aktivitas yang dimiliki oleh sumber radioaktif, semakin besar
radiasi yang dipancarkan. Hal ini dikarenakan semakin
besar aktivitasnya semakin banyak inti atom yang meluruh tiap detiknya sehingga
inti atom tersebut akan terus memancarkan radiasi sampai atom tersebut berada
dalam keadaan yang stabil.
Radiasi dapat tercipta tidak hanya
dari sumber radioaktif yang terdapat di laboratorium, tetapi juga terdapat
dalam lingkungan sekitar kita seperti pada kain lampu dan penghapus karet yang
dijadikan salah satu sampel dalam percobaan. Setiap benda yang ada di sekitar
kita menghasilkan radiasi, walau dalam jumlah yang sangat kecil dan tidak
sebanding dengan beberapa sumber radioaktif yang terdapat di laboratorium
(seperti Cs 137 dan C 14). Adanya radiasi dalam lingkungan kita membuat kita
harus selalu berhati-hati dalam melakukan segala sesuatu, tetapi juga jangan
terlalu takut untuk melakukannya selama itu tidak begitu berbahaya dan sejalan
dengan kelangsungan hidup kita.
Seperti yang telah dijelaskan dalam
dasar teori bahwa radiasi memiliki dampak yang berbahaya bagi kesehatan dan
keselamatan tubuh makhluk hidup. Radiasi pada radioaktif memiliki daya tembus
yang tinggi sehingga dapat menimbulkan panas dan menghasilkan
perubahan-perubahan kimia, termasuk dalam tubuh makhluk hidup. Radiasi yang
dapat membahayakan bagi tubuh jika radiasi yang dipancarkan tersebut dalam
jumlah yang besar, jika dalam jumlah yang kecil, radiasi tersebut juga
berdampak kecil bagi kesehatan tubuh, seperti pusing, demam dan berat badan
menurun.
H. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat
diambil dari percobaan ini adalah:
1.
Semakin
tinggi aktivitas dari suatu sumber radioaktif, semakin besar pula radiasi yang
dihasilkan (dipancarkan).
2.
Semakin
jauh jarak sumber radioaktif dengan detector, cacahan yang diperoleh semakin
kecil. Dan begitu sebaliknya, semakin dekat jarak sumber radioaktif dengan
detector, cacahan yang diperoleh semakin besar.
3.
Benda-benda
di sekitar kita seperti penghapus karet dan kain lampu juga menimbulkan radiasi
(terdapat cacahan) meskipun dalam jumlah yang sedikit.
4.
Pada
tabung detector tidak terdapat sumber (kosong), terdapat cacahan yang terukur.
Hal ini menunjukkan bahwa di udara juga terdapat radiasi meski dalam jumlah
yang kecil.
5.
Radiasi
yang dipancarkan dalam jumlah yang besar dapat berdampak buruk bagi kesehatan
dan keselamatan makhluk hidup, seperti terserang penyakit atau bahkan menyebabkan
kematian.